HIV/AIDS: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pencegahan
Pengenalan tentang HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kondisi kesehatan serius yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh. HIV adalah virus yang menyerang sel CD4 (sel T), yang berperan penting dalam melawan infeksi. Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS, yaitu stadium akhir infeksi HIV di mana sistem kekebalan tubuh sangat lemah.
Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS, pengobatan antiretroviral (ARV) dapat mengendalikan virus dan memungkinkan penderitanya hidup sehat dan panjang umur.
Perbedaan HIV dan AIDS
- HIV: Virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menghancurkan sel CD4.
- AIDS: Stadium lanjut infeksi HIV ketika jumlah sel CD4 turun drastis (<200 sel/mm³), membuat tubuh rentan terhadap infeksi oportunistik (seperti TBC, pneumonia, dan kanker).
Gejala HIV/AIDS
Gejala HIV bervariasi tergantung stadiumnya:
1. Fase Akut (2–4 Minggu Setelah Infeksi)
- Demam
- Sakit kepala
- Ruam kulit
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Nyeri otot dan sendi
Gejala ini mirip flu, sehingga sering diabaikan.
2. Fase Laten (Tanpa Gejala, Bisa Bertahun-tahun)
Virus tetap aktif tetapi berkembang perlahan. Tanpa pengobatan, HIV akan melemahkan sistem imun.
3. AIDS (Stadium Akhir)
- Penurunan berat badan drastis
- Diare kronis
- Infeksi jamur di mulut (oral thrush)
- Pneumonia
- Herpes zoster
- Kanker seperti sarkoma Kaposi
Cara Penularan HIV
HIV menular melalui cairan tubuh tertentu:
- Darah (transfusi, jarum suntik tidak steril)
- Air mani dan cairan vagina (hubungan seks tanpa kondom)
- Air susu ibu (ASI) (dari ibu ke bayi)
HIV tidak menular melalui:
- Pelukan, ciuman
- Berbagi makanan/minuman
- Gigitan nyamuk
Baca juga :
Diagnosis HIV
Tes HIV adalah satu-satunya cara mengetahui status HIV seseorang. Jenis tes meliputi:
- Tes Antibodi: Mendeteksi antibodi HIV dalam darah atau saliva.
- Tes Antigen/Antibodi: Lebih cepat mendeteksi infeksi.
- Tes PCR: Untuk bayi atau diagnosis dini.
Pengobatan HIV/AIDS
Terapi Antiretroviral (ARV) adalah pengobatan utama untuk HIV. ARV bekerja dengan:
- Menekan replikasi virus
- Mempertahankan jumlah CD4
- Mencegah penularan ke orang lain
Dengan minum ARV secara teratur, orang dengan HIV (ODHIV) dapat mencapai status tidak terdeteksi (undetectable), artinya viral load sangat rendah sehingga tidak menular ke pasangan seksual.
Pencegahan HIV
- Gunakan kondom saat berhubungan seks.
- Hindari berbagi jarum suntik.
- PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis): Obat pencegahan untuk kelompok berisiko tinggi.
- PEP (Post-Exposure Prophylaxis): Obat darurat setelah terpapar HIV (minum dalam 72 jam).
- Tes HIV rutin, terutama jika aktif secara seksual.
Dukungan untuk ODHIV
Stigma dan diskriminasi masih menjadi tantangan bagi ODHIV. Edukasi yang benar dapat membantu mengurangi ketakutan masyarakat. Dukungan keluarga dan akses pengobatan sangat penting untuk kualitas hidup ODHIV.
Kesimpulan
HIV/AIDS adalah kondisi serius, tetapi dengan deteksi dini dan pengobatan ARV, ODHIV dapat hidup produktif. Pencegahan melalui edukasi, tes rutin, dan praktik seks aman adalah kunci mengurangi penyebaran HIV.
Jika Anda merasa berisiko, segera lakukan tes HIV dan konsultasikan dengan dokter. Semakin cepat diobati, semakin baik hasilnya!
#HIV #AIDS #Kesehatan #PencegahanHIV #TesHIV
sumber : generate artikel ai by deepseek